Rabu, 19 Juni 2013

Matematika Hidup


Dalam suatu lukisan bangun ruang terbentuk guratan garis kehidupan. Ada lingkaran kelahiran dan kematian,dan ada limas dengan titik puncak perjuangan. Fatamorgana semu terlukis pada dimensi, dituangkan dalam ruang menjatuhkan tiap titik pada bangun, Untuk dianalogikan pada bidang datar, Bidang proyeksi yang terbentuk Membaginya dalam stereometri yang dikenal dengan tiga macam proyeksi. Berhubungan dengan garis maupun bidang, Sudut pun takkan mungkin ditinggalkan. Kehidupan harus dicerna melalui sebuah sudut pandang proyeksi tegak lurus orthogonal, proyeksi sentral, proyeksi dengan titik pusat Tuhan. Serta tak ketinggalan proyeksi miring untuk membangun sebuah ruang kehidupan yang akan aku jalani oleh karena itu jika aku harus…
Jika aku harus berenang di laut untuk mendapatkan apa yang aku inginkan, aku akan belajar bagaimana berenang, dan aku akan mengarungi lautan itu.
Jika aku harus mendaki  gunung  tertinggi untuk mendapatkan apa yang aku inginkan. aku akan belajar cara memanjat dan aku akan memanjat gunung itu
Jika aku harus menyelami samudera terdalam untuk mendapatkan apa yang aku inginkan . aku akan belajar bagaimana cara menyelam dan aku akan menyelami samudera itu
Jika aku kecewa karena hal-hal yang tidak tampak seperti apa yang aku inginkan. Maka aku akan belajar menerima dan aku akan coba menerimanya
Setidaknya,,,,
Sekarang aku telah mengalami bagaimana berenang, mendaki, menyelam, dan juga bagaimana untuk menerima segala sesuatu yang berasal dari usahaku, kemudian aku akan kembali mencoba untuk melakukan yang lebih baik demi apa yang aku inginkan
Aku  AKAN DATANG DAN MENCAPAI SEMUA ITU
dalam kehidupan ini Sengaja kurangkai kata untuk  aku yang sedang menjalani kehidupan dunia ini, Meski tak seistimewa nilai-nilai pada sudut istimewa. Tapi khusus kuciptakan untuk diri ini yang tak bisa menahan beban yang begitu besar,,, Tak peduli pada limit waktu,,Tak peduli meski diferensial tidak setuju
beban ini telah membelenggu hidupku,, dan tak mampu melangkah lagi,, bahkan sulit untuk memberanikan diri melihat ke depan.. walaupun aku terus mendongkrak integral dalam hidupku, memperjelas sketsa dari hadirku..sungguh beban hidup yang aku alami ini tak bisa aku simpan lagi,,
Dapatkan peluang kebahagiaan yang selalu ku tunggu datang menghampiriku??? Masihkah hidupku dilengkapi komposisi dari fungsi kebahagiaan seperti yang lain?? Hari ini, esok dan sampai akhir waktuku? Aku hanya berharap dapat melepaskan beban ini,, dan memiliki seseorang yang mampu menemaniku, menasehatiku, mengingatkanku,, walaupun aku tahu  perbedaan aku dan dirinya yang aku cari jauh lebih banyak,, namun dari yang namanya sukubanyak tak sedikitpun menggoyahkan hatiku untuk mengeliminasi segelintir harapanku itu…
Aku tahu bahwa hidup ini bukan statistika karena dalam hidup tak ada kata rata-rata,,sebab terhenti karna kuartil dan desil lalu usai dan berakhir,,,
Begitupun rasa optimisme, ibarat aku yang sedang memecah batu menjadi himpunan kerikil-kerikil tajam. Gunung batu itu menghilang. Mungkin aku ingin menjadikannya sebagai jajaran genjang, mungkin kubus, mungkin trapesium, tapi yang terbayang adalah segitiga.
Seperti hidupku, itulah yang selalu muncul dalam pikiranku.. Yang setia kepada lingkaran mengukur diameter takdir dan nasib hari-hari, sebagai bilangan cacah mungkin bilangan irasional.. Tapi apakah aku ingat?? Tubuh tak bisa dibagi sekalipun umur terus berkurang dan waktu menjumlahkannya sebagai penyesalan mengapa tidak dari dahulu giat membangun menara angin tanpa gunung dan rasa sedih debu-debu…yang dapat aku lakukan sekarang adalah optimis..Jarak ketakutan sama dengan kebodohan yang dikuadratkan..Maka dari itu aku harus terus berusaha melawan rasa takut terhadap beban yang selama ini menghantuiku,,memecah suara-suara kesunyian yang mengantarkanku  hidup abadi meluaskan cinta dan membangun segitiga dimana aku terus saja menghitung laba dan pahala. Bahwa hidup harus aku jalani sebagaimana angka-angka memandangku penuh seksama..Tak ada kata menyerah,,mungkin angka romawi akan mengantarkanku pada hitungan dan permainan seperti pada sebuah perkalian antara airmata dan dendam cuma sia-sia…
mungkin  Pythagoras itu adalah batu yang aku  pecah-pecahkan menjadi bagian keberuntungan dan pecahannya menjadi bagian-bagian penyemangat di tembok istana hatiku yang sedang akau jalani ini..
hidup tambah hidup sama dengan gairah,,hidupku mungkin jajaran genjang sama-sama ingin mengurus nasib menjadi bujur sangkar atau segitiga cinta dimana hidup tak selamanya horizontal mungkin vertical.
Mungkin aku adalah jajaran genjang,, maka Jangan biarkan terus meradang,  sebelum aku terbujur sangkar terlanjur dikubuskan di padang-padang ingatan, biarkanlah aku hidup terbebas dari beban ini..
Terus membunyikan palu kehidupan,, memecahkan batu masalah, Biarkanlah saat ini aku sakit,, asalkan hidup tak mudah ditambahkan dengan keputusasaan. Hidupku adalah jajaran genjang menyimpan berkubik-kubik harapan suatu waktu aku akan tegak lurus tak ada jarak cahaya denganNya…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar