Dalam suatu
lukisan bangun ruang terbentuk guratan garis kehidupan. Ada lingkaran kelahiran
dan kematian,dan ada limas dengan titik puncak perjuangan. Fatamorgana semu
terlukis pada dimensi, dituangkan dalam ruang menjatuhkan tiap titik pada
bangun, Untuk dianalogikan pada bidang datar, Bidang proyeksi yang terbentuk
Membaginya dalam stereometri yang dikenal dengan tiga macam proyeksi.
Berhubungan dengan garis maupun bidang, Sudut pun takkan mungkin ditinggalkan.
Kehidupan harus dicerna melalui sebuah sudut pandang proyeksi tegak lurus
orthogonal, proyeksi sentral, proyeksi dengan titik pusat Tuhan. Serta tak
ketinggalan proyeksi miring untuk membangun sebuah ruang kehidupan yang akan
aku jalani… oleh karena itu jika aku harus…
Jika aku harus berenang di laut untuk
mendapatkan apa yang aku inginkan, aku akan belajar bagaimana berenang, dan aku
akan mengarungi lautan itu.
Jika aku harus mendaki gunung
tertinggi untuk mendapatkan apa yang aku inginkan. aku akan belajar cara
memanjat dan aku akan memanjat gunung itu
Jika aku harus menyelami samudera terdalam
untuk mendapatkan apa yang aku inginkan . aku akan belajar bagaimana cara
menyelam dan aku akan menyelami samudera itu
Jika aku kecewa karena hal-hal yang tidak
tampak seperti apa yang aku inginkan. Maka aku akan belajar menerima dan aku
akan coba menerimanya
Setidaknya,,,,
Sekarang aku telah mengalami bagaimana
berenang, mendaki, menyelam, dan juga bagaimana untuk menerima segala sesuatu
yang berasal dari usahaku, kemudian aku akan kembali mencoba untuk melakukan
yang lebih baik demi apa yang aku inginkan
Aku AKAN DATANG DAN MENCAPAI SEMUA ITU…
dalam kehidupan ini Sengaja kurangkai kata
untuk aku yang sedang menjalani
kehidupan dunia ini, Meski tak seistimewa nilai-nilai pada sudut istimewa. Tapi
khusus kuciptakan untuk diri ini yang tak bisa menahan beban yang begitu
besar,,, Tak peduli pada limit waktu,,Tak peduli meski diferensial tidak setuju
beban ini telah membelenggu hidupku,, dan
tak mampu melangkah lagi,, bahkan sulit untuk memberanikan diri melihat ke
depan.. walaupun aku terus mendongkrak integral dalam hidupku, memperjelas
sketsa dari hadirku..sungguh beban hidup yang aku alami ini tak bisa aku simpan
lagi,,
Dapatkan peluang kebahagiaan yang selalu
ku tunggu datang menghampiriku??? Masihkah hidupku dilengkapi komposisi dari
fungsi kebahagiaan seperti yang lain?? Hari ini, esok dan sampai akhir waktuku?
Aku hanya berharap dapat melepaskan beban ini,, dan memiliki seseorang yang
mampu menemaniku, menasehatiku, mengingatkanku,, walaupun aku tahu perbedaan aku dan dirinya yang aku cari jauh
lebih banyak,, namun dari yang namanya sukubanyak tak sedikitpun menggoyahkan
hatiku untuk mengeliminasi segelintir harapanku itu…
Aku tahu bahwa hidup ini bukan statistika
karena dalam hidup tak ada kata rata-rata,,sebab terhenti karna kuartil dan
desil lalu usai dan berakhir,,,
Begitupun rasa optimisme, ibarat aku yang
sedang memecah batu menjadi himpunan kerikil-kerikil tajam. Gunung batu itu
menghilang. Mungkin aku ingin menjadikannya sebagai jajaran genjang, mungkin
kubus, mungkin trapesium, tapi yang terbayang adalah segitiga.
Seperti hidupku, itulah yang selalu muncul
dalam pikiranku.. Yang setia kepada lingkaran mengukur diameter takdir dan
nasib hari-hari, sebagai bilangan cacah mungkin bilangan irasional.. Tapi
apakah aku ingat?? Tubuh tak bisa dibagi sekalipun umur terus berkurang dan
waktu menjumlahkannya sebagai penyesalan mengapa tidak dari dahulu giat
membangun menara angin tanpa gunung dan rasa sedih debu-debu…yang dapat aku
lakukan sekarang adalah optimis..Jarak ketakutan sama dengan kebodohan yang
dikuadratkan..Maka dari itu aku harus terus berusaha melawan rasa takut
terhadap beban yang selama ini menghantuiku,,memecah suara-suara kesunyian yang
mengantarkanku hidup abadi meluaskan cinta
dan membangun segitiga dimana aku terus saja menghitung laba dan pahala. Bahwa
hidup harus aku jalani sebagaimana angka-angka memandangku penuh seksama..Tak ada
kata menyerah,,mungkin angka romawi akan mengantarkanku pada hitungan dan
permainan seperti pada sebuah perkalian antara airmata dan dendam cuma sia-sia…
mungkin Pythagoras itu adalah batu yang aku pecah-pecahkan menjadi bagian keberuntungan
dan pecahannya menjadi bagian-bagian penyemangat di tembok istana hatiku yang
sedang akau jalani ini..
hidup tambah hidup sama dengan gairah,,hidupku
mungkin jajaran genjang sama-sama ingin mengurus nasib menjadi bujur sangkar
atau segitiga cinta dimana hidup tak selamanya horizontal mungkin vertical.
Mungkin aku adalah jajaran genjang,, maka Jangan
biarkan terus meradang, sebelum aku
terbujur sangkar terlanjur dikubuskan di padang-padang ingatan, biarkanlah aku
hidup terbebas dari beban ini..
Terus membunyikan palu kehidupan,,
memecahkan batu masalah, Biarkanlah saat ini aku sakit,, asalkan hidup tak
mudah ditambahkan dengan keputusasaan. Hidupku adalah jajaran genjang menyimpan
berkubik-kubik harapan suatu waktu aku akan tegak lurus tak ada jarak cahaya
denganNya…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar