Jumat, 28 Juni 2013

MENUMBUHKAN JIWA ENTERPRENEURSHIP


Oleh : EGI SAFITRI
Sudah sedari dulu pemuda diberbagai daerah merantau keluar dari desa dengan harapan bisa memperbaiki kehidupan. Dengan keterampilan yang seadanya, tidak menyurutkan niat mereka untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Dengan bermodalkan hanya tenaga dan mental nekad, mereka beranikan diri untuk mengadu nasib di kota tujuan. Jakarta jelas menjadi tempat primadona pertama yang dijadikan pilihan untuk bekerja. Hal ini tidak lepas dari ekspektasi bahwa di Jakarta kita bisa mendapatkan segalanya. Apalagi kalau pada saat lebaran, para perantau datang dengan pakaian yang bagus dan membawa uang banyak, jelas ini akan menjadi magnet yang semakin menyedot mereka untuk datang.
Dari cerita di atas, banyak orang yang hanya terkecoh dengan hasilnya saja. Banyak yang merasa iri dan ikut terbuai untuk mengikuti jejak temannya. Padahal ketika mereka merasakan sendiri, ternyata proses untuk mendapatkan itu tidak mudah.
Melihat kondisi tersebut, tentu ada keprihatinan tersendiri bagi saya sebagai salah seorang yang berasal dari desa juga. Walaupun belum bekerja, namun saya tidak pernah bisa membayangkan bagaimana jika saya bekerja di luar daerah tanpa dibekali keterampilan yang cukup. Jelas akan sangat merepotkan bagi kelangsungan hidup kita sendiri. Untuk mengatasinya jelas harus ada pemotongan siklus, agar tidak terjadi terus menerus. Salah satu solusinya jelas dengan pendidikan, tingkat pendidikan yang tinggi akan membuat pikiran seseorang lebih luas lagi dalam memandang sesuatu hal. Tentu masalah yang akan muncul ke permukaan, tidak semua orang tua bisa menyekolahkan anaknya sampai jenjang ini. Kalaupun ada yang sanggup belum tentu berbanding lurus dengan kemampuan yang diperoleh, mengingat ilmu dan keterampilan yang didapatkan di sekolah tidak serta merta berbanding lurus dengan dunia kerja.
Satu-satunya jalan yang bisa dilakukan adalah dengan menumbuhkan jiwa entrepreneur (wirausaha) pada anak semenjak kecil. Dengan harapan setelah dewasa mereka mempunyai keberanian untuk membuka usaha. Karena tidak semua orang punya keberanian itu, perlu mental yang cukup besar juga untuk bisa membuka usaha sendiri. Karena resiko yang dihadapi jelas penolakan dan juga cemoohan dari orang sekitar. Tapi kalau hal ini bisa diatasi, jelas ini bisa menjadi point tersendiri.
Entrepreneurship atau kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Siapa yang dapat menjadi wirausaha? Sering sekali pertanyaan seperti itu muncul. Semua dari kita itu bisa menjadi seorang wirausaha. Kita tahu bahwa untuk menumbuhkan jiwa wirausaha yang tangguh pada diri seseorang memang membutuhkan waktu yang terbilang lama serta dibutuhkan kesabaran untuk selalu mengasahnya. Jiwa entrepreneurship atau jiwa wirausaha memang dapat diupayakan untuk dikembangkan  serta dibekalkan pada seseorang (terutama pada pemuda) untuk menguatkan mental seseorang tentang entrepreneurship. Wirausahawan itu sendiri lahir dari bakat, pengetahuan, pengalaman, dan lingkungan.
Cara yang sering ditempuh untuk menumbuhkan jiwa wirausaha yaitu dengan mengikuti seminar-seminar umum tentang kewirausahaan, membiasakan menjalani kehidupan dengan semangat tinggi untuk berpola hidup produktif. Menanamkan gagasan bahwa setiap waktu adalah uang, setiap tenaga adalah kerja dan setiap ide merupakan inovasi perubahan. Dan menumbuhkan bahwa seorang pemuda memang siap untuk menjadi wirausaha muda yang sukses.    
Jiwa wirausaha memang dapat ditumbuhkan dalam diri setiap orang, oleh karena itu bagi setiap pemuda masing-masing memiliki potensi untuk mengembangkan prinsip entrepreneurship pada diri mereka dan siap untuk menjadi wirausaha muda yang sukses.
Adapun krakter yang harus dimiliki untuk mencapai semua tujuan itu yakni memiliki sifat personal yang tinggi, seperti mandiri, optimis, dan percaya diri. Kita sebagai calon wirausaha juga harus smart, dalam arti mampu mengambil resiko, dan mampu menerima tantangan dalam hal apapun. Kemudian Organisatoris yaitu memiliki sifat kepemimpinan (leadership), tanggap saran, kriktik, dan senang bergaul. Lalu memiliki jiwa social yang baik seperti visioner, peka terhadap keadaan dan inventif. Dalam hal ekonomis, seorang calon wirausah harus mampu mengejar nilai tambah (laba), inisiatif, dan selalu berpikir bahwa tiada hasil tanpa kerja. Terakhir dalam tabiat seorang calon wirausaha harus motivatif, berpikit terbuka dan inovatif.
Sekarang setelah kita memiliki karakter sebagai seorang wirausaha, apa yang harus kita lakukan? Mulailah dari diri sendiri, mulailah dari sekarang, mulailah dari yang kecil, mulailah menuntut ilmu, dan mulailah belajar pada ahlinya. Kunci Utama ada pada Tekad dan Pilihan Pribadi. Tangkap peluang seperti masalah-masalah , kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan, karena diciptakan. Berdayakanlah Peluang, ada beberapa pendapat bagaimana orang-orang memberdayakan peluang seperti Orang bodoh menyia-nyiakan peluang, Orang pintar menunggu peluang, Orang bijak mencari peluang, Orang yang pintar dan bijak akan menciptakan peluang. Bertindak menangkap peluang Lakukan apa yang anda senangi dengan pikiran dan waktu Anda. Bertindaklah dari diri sendiri, dari sekarang dan dari yang terkecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar