Selasa, 02 Juli 2013

Apa yang Salah :( ???

aku baru ingat, bahwa aku telah meninggalkan masa kanak-kanakku, remajaku,, dan mulai beranjak dewasa.. namun hal yang seharusnya membuat aku menjadi dewasa aku tak tahu apa itu,, aku masih sering diselimuti perasaan takut akan menjadi dewasa..
aku sadar, aku tak meiliki banyak hal yang bisa aku banggakan, namun aku mempunyai semangat yang begitu besar untuk menjadikan diriku sebagai seorang yang dewasa..
menjadikan aku sebagai seorang muslimah luar dan dalam..
Bukan karena cover yang terlihat dalam diriku, namun isinya pun benar-benar mengandung unsur muslimah.. andai ada biologi muslimah, mungkin aku akan meneliti bagian-bagian muslimah itu sampai pada bagian yang terkecil itu,, namun pada kenyataannya tak ada hal seperti itu.. sebenarnya apa yang salah dalam diriku ini?? oke, mungkin masih banyak hal yang belum aku ketahui, masih banyak hal yang harus aku pelajari..
aku selalu berusaha menjadi apa yang "Bapak di Gubernur" bilang yaitu agar aku kelak bisa menjadi wanita muslimah, sholeha yang cantik hatinya, cantik kepribadiannya juga cerdas agamanya..
Selalu aku berusaha, aku terus menerus belajar bagaimana aku bisa mencapai semua itu, namun pada akhirnya aku masih belum bisa..lagi-lagi aku melakukan kesalahan, lagi-lagi aku terjebak dalam yang namanya "GALAU",, bahkan aku tak sadar bahwa aku itu adalah seorang "Mahasiswa" yang sedang mencari jati diri yang sebenarnya,, "Bapak di Gubernur" berkata "Kuliah jangan hanya peljarannya saja diperhatikan,, sikapnya juga di jaga,, spertinya ga' ada perubahan,, ilmu agama itu penting,, bukan hanya melalui tarbiyah,, buku, radio juga bisa dan ibadahnya juga TOLONG diperbaiki,, wanita shaleha itu ga' suka galau." aku terpukul dengan kata-kata itu,, aku sadar bahwa aku masih belum apa-apa.. tapi aku  juga tahu apa yang aku akan lakukan,, aku hanya ingin bisa dimengerti dengan keadaan aku yang sekarang ini,,
aku senang ternyata masih ada yang memperhatikan aku, ada orang yang ingin agar aku menjadi lebih baik lagi,, agar aku bisa menjadi wanita shaleha seperti apa yang dia katakan..
tak bisa dipungkiri bahwa memang semua yang aku lakukan selalu salah, aku selalu bertindak tanpa berpikir,, aku tak tahu mengapa aku seperti itu..
Aku belajar bagaimana menjadi wanita yang shaleha,, aku ingin mnjadi seorang yang dibanggakan oleh orang yang kelak akan ada disampingku, menemaniku, mengingatkanku, menjagaku,, membantuku dalam segala masalah, menjadi permaisuri dalam hatinya,, semoga :)
aku tahu, seharusnya aku tak menuliskan "NAMA" itu di hatiku, sehingga tak seharusnya tercetak tebal dalam dada.. aku salah karena telah membiarkan itu semua tumbuh begitu saja,,seharusnya aku menunggu waktu yang tepat..
Namun, "NAMA" itu telah melekat dan tercetak tebal, aku hanya bisa mempertahankannya sampai pada akhirnya aku dipertemukan dengannya dalam ikatan yang sah, dan menjadi halal baginya..
terminal terakhirku adalah "NAMA" itu . . . INSYA ALLAH :D
jadi, jaga kepercayaanku padamu, jangan biarkan aku terluka,, aku tahu ALLAH yang menentukan semuanya,, tapi setidaknya kita berusaha mempertahankan apa yang ada sekarang..
"BERDO'ALAH UNTUKKU DAN UNTUKMU"
semua akan indah pada waktunya "BELIEVE ME" ------------------------------ oke !!!

>>>>> UM :D



Kisah 2 Lembar Uang Kertas yang Bersaudara



Uang Rp.1000 dan Rp 100.000 sama-sama terbuat dari kertas, sama-sama dicetak dan diedarkan oleh dan dari Bank Indonesia. Pada saat bersamaan mereka keluar dan berpisah dari Bank dan beredar di masyarakat. Empat bulan kemudian mereka bertemu lagi secara tidak sengaja di dalam dompet seorang pemuda. Kemudian di antara kedua uang tersebut terjadilah percakapan, uang Rp.100.000 bertanya kepada uang Rp.1000.
“Kenapa badan kamu begitu lusuh, kotor dan bau amis…? “
Dijawablah oleh uang Rp. 1000, “Karena aku begitu keluar dari Bank langsung berada di tangan orang-orang bawahan, dari tukang becak, tukang sayur, penjual ikan dan di tangan pengemis.”
Lalu Rp.1000 bertanya balik kepada Rp.100.000, “Kenapa kamu kelihatan begitu baru, rapi dan masih bersih? “
Dijawab oleh Rp. 100.000, “Karena begitu aku keluar dari Bank, langsung disambut perempuan cantik dan
beredarnya pun di restauran mahal, di mall dan juga hotel-hotel berbintang serta keberadaanku selalu dijaga dan jarang keluar dari dompet.”
Lalu Rp.1000 bertanya lagi, “Pernahkah engkau mampir di tempat ibadah? “
Dijawablah, “Belum pernah.”
Rp.1000. pun berkata lagi, “Ketahuilah bahwa walaupun keadaanku seperti ini adanya, setiap Jum’at aku selalu mampir di mesjid-mesjid, dan di tangan anak-anak yatim, bahkan aku selalu bersyukur kepada Tuhan. Aku tidak dipandang manusia bukan karena sebuah nilai tapi karena manfaat…”
Akhirnya menangislah uang Rp.100.000 karena merasa besar, hebat, tinggi tapi tidak begitu bermanfaat selama ini.

Nah... kesimpulannya adalah... bukan seberapa besar penghasilan kita Sob, tapi seberapa bermanfaat
penghasilan itu. Karena kekayaan bukanlah untuk kesombongan. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang selalu mensyukuri snugerah dan memberi manfaat untuk semesta alam serta dijauhkan dari sifat sombong. Aamiin ya Sob... ^__^


Yakinlah


Oleh: Hanifati Nur Shabrina

Jiwa, tak usah berkabung
Atas asa patah yang terlarung
Cukuplah imani,
Bahwa kelak Rabbmu kan berikan ganti
Asal langkah tiada terhenti
Asal doa tak dipasung mati
Yakini,
Bahwa yang terbaik telah menanti,
Di ujung jalan yang kau titi kini…